Senja
Sore itu, langit mulai berubah jingga. Aku duduk dibawah pohon besar sambil menikmati suara dedaunan bergesek pelan. Angin membawa aroma tanah basah setelah hujan.
Tiba-tiba seekor rusa muncul dari balik semak. Matanya bening, memantulkan cahaya senja.
Aku : Hai, kau tidak takut padaku?
Rusa : Mengapa aku harus takut? Hatimu tidak membawa ancaman.
Aku terdiam. Tak menyangka bisa mendengar suara lembut itu langsung di pikiranku.
Aku : Apa kau bisa mengerti manusia?
Rusa : Kami selalu mengerti. Hanya saja manusia jarang mau mendengarkan.
Angin berhenti sejenak, dan dunia terasa sunyi.
Aku : Lalu, apa yang ingin kalian sampaikan kepada kami?
Rusa : Dunia ini cukup untuk semua makhluk, jika kalian berhenti merasa harus memiliki segalanya.
Kata- kata itu menusuk lembut ke relung hatiku. Aku menunduk, tidak tau harus menjawab Apa.
Rusa : Kami tidak marah, hanya berharap kalian ingat bahwa kam juga hidup dirumah yang sama.
Rusa itu kemudian melangkah pergi perlahan, meninggalkan jejak di tanah basah. Saat aku menatap ke langit, seekor burung melintas sambil berkicau, seolah menyetujui pesan yang baru saja kudengar.
#TautanNarablog10

Komentar
Posting Komentar