AKU
Malam itu hening. Udara disekitar terasa menggantung, seolah dunia berhenti sejenak hanya untuk menyambut pertemuan yang tak pernah sempat terjadi di dunia nyata.
Ia berdiri di taman kecil yang samar dikenalnya. Pohon besar di tengahnya, ayunan kayu yang berdecit perlahan diterpa angin. Di sana, duduk seseorang yang wajahnya begitu akrab. Dirinya Sendiri, tapi lebih muda.
Tatapan mata itu masih penuh harapan dan sedikit ketakutan. Ketika mereka saling berpandangan, tidak ada kata yang keluar. Beberapa detik, hanya keheningan yang lembut, dan gemuruh kecil di dada.
"Aku.."
Suara itu parau, pecah ditengah kalimat. "Aku minta maaf."
Anak kecil itu menatapnya, bingung.
"Untuk yang kau alami setelah ini," lanjutnya pelan, "Untuk setiap pilihan yang terasa berat, setiap yangis yang tak sempat kau pahami. Tapi, terima kasih ... karena kau tetap memilih bertahan."
Anak kecil itu menunduk, bahunya sedikit bergetar. "Apakah semuanya.. akan baik - baik saja?" Tanya suara itu lirih, seperti doa yang takut patah di udara.
Senyum kecil muncul di wajah Aku dewasa "Tidak selalu mudah," jawabnya jujur. "Tapi percayalah... Semuanya akan menjadi sesuatu yang lebih baik, kau akan tumbuh, Dan menemukan arti dari semua itu."
Angin berhembus lembut. Dan sebelum ia menambahkan kata lain, bayangan di taman itu perlahan memudar, seperti embun yang menguap saat pagi datang.
Ia terbangun dan untuk pertama kalinya sejak lama, dadanya terasa ringan. Karena di satu tempat dalam mimpinya, dua versi di dirinya akhirnya berdamai.
#TautanNarablog10
#Day17

Komentar
Posting Komentar